VOCALOID STORY (FANFIC)


Servant and Daughter of Evil



Tokoh : - Len Kagamine 
            - Rin Kagamine 
            - Megurine Luka
            - Kamui Gakupo
            - Hatsune Miku
            - Kaito
            - Meiko


Dahulu kala, ada sebuah kerajaan yang tak mengenal Ampun, Kerajaan tersebut dipimpin oleh Sang Ratu yang kejam, yang bernama Rin Kagamine, Rin memiliki kembaran,    kembarannya adalah seorang pelayan yang berhati lembut yang bernama Len Kagamine. Mereka memiliki masa lalu yang menyedihkan, mereka lahir membawa harapan orang lain, ketika kelahiran mereka, banyak orang yang turut senang. Di tengah masa  kebahagiaan mereka, orang tua mereka yaitu Megurine Luka dan Kamui Gakupo memisahkan mereka. Len dan Rinpun tersentak dan mereka langsung menangis terisak-isak. 


Akhirnya mereka menjalani hidup mereka masing masing, Len dan Rinpun beranjak dewasa. Len sangat merindukan Rin sebagai kembarannya, begitu juga Rin. Suatu ketika Len ingin bertemu dengan Rin di kerajaan tersebut, sebagai Pelayan. Lenpun bertekad "Aku akan melindungimu Rin, apapun caranya biarpun menjadi jahatpun aku rela, biarpun aku disebut Servant of Evil aku rela, asal kau terlindungi.." dan Len sudah berpakaian pelayan, diapun berjalan menelusuri ruang per ruang di kerajaan tersebut, hingga sampailah ia di depan Ruang sang Ratu, "Apa benar ini ruangan Rin?".

Len masuk ke dalam Ruangan tersebut 'TOK! TOK! TOK!' "Permisi, yang mulia Ratu, saya pelayan baru di istana ini" Len mengatakan itu sambil merunduk dan berlutut. Rin menolehkan wajahnya ke Pelayan tersebut "Katakan! siapa namamu?!". Lenpun berdiri dan menghadapkan wajahnya kepada Rin "Saya Len Kagamine, Yang Mulia". Rin tersentak dan matanya berkaca - kaca "Le.. Len!!". Len tersenyum manis "Iya, ini saya Yang Mulia Ratu". Rin langsung memeluk Len dan dengan sekejap air matanya mengalir membasahi bahu Len. "Leeeen!!!!!!! hiks.. hiks.. aku merindukanmuuu!!! huwaaaa!! aku.. aku tak menyangka kau ke sini!! huwaaaa!! aku benar - benar tak menyangka Leeen!!! huwaaa!!".

Len pun menenangkan Rin " Sudah Rin, sudah.. kan kita sudah bertemu, aku juga merindukanmu kok. jangan menangis lagi ya..". Rin mengangguk dan tersenyum. Untuk menghangatkan suasana, Len dan Rin mengobrol di dalam..

"Rin, sekarang aku sudah menjadi pelayanmu, kau boleh menyuruh apapun kepadaku, aku pasti akan menurutimu"
"Masa sih? sepertinya pelayan di sini gak pernah ada tahan sama aku, pasti nanti kau juga gak akan tahan"
"Hahahaha.. aku kan beda Rin, aku pasti tahan kok, lagipula kau kan Ratu di sini, kau bisa melakukan apapun untuk negri ini. Asalkan harus bijaksana."
"Ya aku tahu kau bijak Len! aku kan tidak! makanya banyak rakyat menggerutu.."
"Hmm.. iya juga sih, kau egois dan cepat marah, tapi cengeng juga aduhh.."
"IIIHHHH!!!! LEN!! Kau jahat amat sih!! aku kan kembaranmu!!!"
"Tuh kan marah, paling-paling, sebentar lagi juga menangis"
"IIHH!! KAU?!!! Huweeee~"
"Tuh kan bener,-_-"
"Huweeee~"
"Rin? sudah dong nangisnya tak enak didengar orang, nanti dikiranya aku nyiksa kamu"
"Bodo amaat!! huwee~"
"Rin..-_- aku kan bercandaaaaa sudah doongg aduuh, iya deh maaf maaf"


*Tiba-tiba, penjaga ruangan Rin menggebrak pintu*
"Yang Mulia! ada apa ini?"
"Pelayan ini menjahili saya paak!! huwee~"
"HEI! KAMU, PELAYAN MUDA!! CEPAT KELUAR!"
"Ehh.. pak, tu.. tunggu, anu.. saya cu cuma bercanda kok pak!! SUER!!"
"SUDAH SANA KELUAR!! DASAR GAGAP!!"
"Iya, iya saya keluar.. lagipula saya kan tidak gagap pak-_-".


Akhirnya Len keluar ruangan Rin, dengan kesal. "Uuh, apa-apaan sih Rin itu, aku kan cuma bercanda!!, eeh dia malah ngadu ke penjaga tukang fitnah..". Len tidak mengetahui bahwa di belakangnya ada Rin membuntutuinya. Lalu mendengar itu, Rin menarik bagian rambut Len yang diikat, "Hehehe.. Len, maaf deh..jangan menggerutu dong tadi kan aku juga bercanda". Len berteriak kesakitan "Aduh!! halah! halah! ikatan rambutku mau lepas! Rin!! lepasin dong, sakit tau! iya kumaafin!!". Rin tertawa terbahak bahak sambil melepas ikatan Rambut Len.. "Ihihihi.. kembaranku perempuan!! nah, Len siapkan aku susu dan makan siang ya". Len merebut ikat rambutnya dan.. "IYAAAAAAAAAAA!!!!!!>///<". Len berjalan menyiapkan makanan dan minuman yang dipinta Rin sambil mengikat rambutnya.





Suatu ketika, Len sedang berlibur ke sebuah kota, saat itu angin sepoi - sepoi berhembus menerbangkan topi Len ke arah gadis berambut hijau yang sedang berjalan bersama kekasihnya yang berambut biru. "Jadi begitu ceritanya Kaito.. eh? ada topi? milik siapa ini?" Len berlari mendekati gadis itu "Nona, maaf itu milikku." Miku yang sedang celingukan ditegur oleh Kaito "Miku, topi ini milik anak ini". Miku kaget dan meminta maaf "Oh! maaf, ini milikmu..". Len gugup menjawabnya "I,Iya te..terima kasih kak Miku". Miku kaget karena anak ini bisa mengetahui namanya "Ha? bagaimana kau tahu?" Len menjawab sambil menunjuk ke arah Kaito "Kakak ini tadi menyebutkan namamu". Miku dan Kaito tertawa kecil "Ooh.. hahaha, ini Kaito dia kekasihku, kalau begitu kami duluan ya! sampai ketemu lagi!!" Miku dan Kaito melambaikan tangannya dan pergi menjauhi Len.


            Len terpesona pada Miku, "Kakak tadi cantik,manis,imut, suara dan senyumannya lembut.. tapi sayang, dia sudah milik orang lain..". Akhirnya Len meneruskan perjalanannya. dan ia kembali lagi ke istana.


         Len memasuki kamar Rin untuk melihat kabarnya "Permisi Yang Mu.. Rin? kau kenapa?" Len melihat Rin sedang mengenggenggam foto sesorang sambil menangis terisak. "Rin? kenapa kau menangis? ini foto siapa?.. HAH!!" Len melihat foto yang digenggam Rin adalah foto Kaito. "Rin?! Kau? kau suka Kaito? lalu mengapa kau menangis?". Rin menoleh ke arah Len "Seorang wanita keji! berambut hijau dan Jelek!! dia telah merebut Kaito!! aku sudah lama mengincar Kaito untuk menjadi kekasihku!! tapi perempuan burik itu telah merebutnya!!!". Len mundur dan berkaca - kaca "Ah.. Apa?! kenapa kau suka Kaito? itu haknya memilih kekasihnya sendiri, Kau tak berhak mengganggu mereka"


          Rin amat sangat emosi dan menarik Len "Len, kau pernah bilang padaku akan melakukan apapun kan untukku? kau pelayan sekaligus kembaranku kan?" Len hampir menangis, tapi ia tidak bisa mengatakan bahwa ia menyukai Miku. "Ap..? Apa yang kau minta Rin?" Rin mulai memasang wajah yang licik.
"Kau sayang padaku kan Len?"
"I..iya jelas.."
"Kau tak menyukai gadis itu kan?"
"Hah? em.. anu.. ti.. tidak"
Len berusaha menahan air matanya di depan Rin.
"Kalau begitu bagus, aku.. minta.. BUNUH MIKU SEKARAAAAANGG!!!!! LENYAPAKAN DIAA!!! ENYAHLAH MIKUUU!!!"
"Jangan Rin, aku mohon"
"TURUTI AKU LEN!!!! AKU SAUDARIMU!! MIKU HANYA RAKYAT JELATA YANG HINA!!"
"Ba.. baik"


              Len berlari keluar ruangan sambil menitihkan air mata dan mengambil pisau "Apa yang harus kulakukan? hiks.. hiks.. Miku maafkan aku, Kaito aku benar benar minta maaf.. hiks" Len keluar dan mencari Miku, sampai akhirnya ia bertemu Miku. "Eh, anak muda yag waktu itu, kau sedang apa? Pisau itu untuk apa?" Len banyak meneteskan Air matanya "Miku! aku sangat meminta maaf padamu" Len bersegera menodongkan pisau. Miku tersentak "Untuk apa kau meminta maaf? kau salah apa?". Len berteriak "ATAS NAMA YANG MULIA RIN!! AKU AKAN MENJALANKAN TUGASMU!! YAITU MEMBUNUH WANITA DARI NEGRI HIJAU, YAITU HATSUNE MIKU!! hiks... hiks.."


          JLEB! pisau itu menusuk perut miku, "Miku! aku minta maaf! hiks hiks hiks hiks..", Miku yang sedang sekarat di pelukan Len berkata sambil tersenyum "Tak apa.." akhirnya mikupun lenyap dari dunia ini. "AAAAAARGGHHH!!! Kenapa air mataku tak berhenti mengaliiiir!!! hiks hiks hiks, Miku.. maafkan aku.. hiks hiks"


          Len kembali ke kamar Rin dengan tangan berlumur darah, ia menutupi wajahnya yang amat sedih di depan Rin "Yang Mulia, sudah kulakukan semuanya, Hatsune Miku dari negri Hijau sudah lenyap dari dunia ini Yang Mulia". Rin tertawa dan bertepuk tangan "Terima kasih Len, kau yang terbaik" Len hanya tersenyum.


          Esok siangnya, Len sedang mengantarkan makanan "Ini makan siangnya yang mulia".
Rin sangat bahagia saat itu "Terimakasih Len!!" Len bergumam dalam hatinya 'Senyumannya bukan senyuman orang yang bersalah, aku tak tega melihatnya jika ia terkena hukuman'. Benar apa yang dikatakan Len, dibalik kebahagiaan itu Semua rakyat menjerit atas lenyapnya. miku dari dunia ini, terutama Kaito, ia sudah menduga bahwa Rin yang melakukan ini, karena diantara kerajaan yang lain, hanya kerajaan Rinlah yang berani membunuh orang tak bersalah, Kaito menyebarluaskan hal ini sampai ke Prajurit merah yaitu Meiko.


         Meiko sangat tak terima jika ada orang yang tak bersalah dibunuh dengan sadis. Ia membawa banyak rakyat untuk berdemo di depan kerajaan Rin, Rin hanya diam melihat para pemberontak tersebut, Len juga khawatir bagaimana nasib Rin nantinya. Rin sangat panik "Len, bagaimana ini, aku sudah tak bisa berbuat apa - apa, kerajaan ini akan berakhir, aku akan dipenggal sore nanti. Aku takut, aku amat sangat menyesal atas perbuatanku, aku malu" Len dengan tenang menjawabnya "Sudah Rin, tenanglah". "Bagaimana aku bisa tenang Len? aku akan lenyap sore ini". Len segera mengambil jubah dan menarik Rin dan memeluknya..


"Sudah, kau takkan lenyap sore ini, pakai ini dan tukar bajumu dengan bajuku, setelah itu kau kabur, lari, sejauh mungkin"
"Len? hiks.. maksudmu kau yang menggantikanku saat dipenggal sore ini? hiks.. jangan Len, ini salahku"
"Rin, tak apa, aku rela berbuat apapun demi melindungimu sampai nyawakupun aku rela Rin..*tersenyum*"
"Hiks.. jangan Len aku tak mau, kau orang yang paling baik di dunia ini padaku Len.. hiks"
"Rin, tak akan ada yang tau perbedaan kita, wajah kita sama, rambut kita sama, Rin, ini demi kebaikanmu juga."
"Aku tak mau kehilanganmu Len"
"Rin di setiap pertemuan selalu ada perpisahan, bahkan perpisahan untuk selamanya, jika aku sudah tak ada, kau harus merelakannya, aku akan nyaman tinggal di sana"
"Len!! huwaa.. hiks hiks jangan berkata seperti itu!! aku menyayangimu sebagai saudaraku Len!! jangan pergi"
"Aku juga sayang padamu Rin, kita sudah lama bersama dari lahir Rin, mungkin ini satu - satunya jalan terbaik Rin, dan ini batas umur hidupku, berjanjilah padaku ya, jangan pernah menitihkan air mata lagi dari sekarang hingga aku berada di surga nanti"
"Len!!"


       Akhirnya mereka bertukar pakaian dan gaya rambut, Rin segera kabur dan memakai jubahnya, Len hanya tinggal menunggu prajurit merah mendobrak pintu. BRAAK!! "Rin! kau tak cocok dipanggil yang Mulia!! dasar EVIL! cepat ke penjara!!! sore ini kau akan dipenggal"
Len hanya tersenyum dan berkata "Ya, memang!".


         Di penjara, Len hanya menghadap jendela "Hmph.. hari ini hari terakhir aku bertemu dengan Rin.. apa dia akan merindukanku? maaf Rin.. aku harus pergi..". Di perjalanan Rin , "Len, aku tak tahu jalan.. hiks hiks, aku butuh kau hiks.. aku harus menemuimu sebelum terlambat! iya! aku harus membebaskanmu". Rin berlari dengan cepat sambil menahan air matanya. 


          "Heh! Keluar kau dari penjara! sekarang saatnya kau dipenggal, cepat keluar!" teriak Meiko, Len di dorong - dorong olehnya hingga tersandung, Len menaiki tempat pemenggalan, ia melihat sekeliling sambil mencari Rin, ia hanya melihat segerombolan orang yang berkecamuk dan menatapnya penuh dendam terutama kaito yang berada di posisi paling depan. Len bergumam 'Aku harus siap!' 


        Rin akhirnya sampai dan berada di barisan terbelakang, "AH!! ITU PEMENGGALANNYA?! AAH!! AKU TELAT LEN! LEN!" Rin menyelak nyelak hingga akhirnya iya sampai di barisan pertama persis sebelah Kaito, Kaito tak sadar kalau itu Rin, karena Rin menggunakan Jubah. 


         
         Meiko mendorong kepala Len untuk masuk ke dalam celah pemenggal. Len hanya merunduk, Rin memanggilnya "LEN!! LEN!!" suara Rin tak terdengar oleh semua orang, tapi anehnya, Len mendengarnya, "Rin? Terimakasih sudah datang!! Selamat tinggal Rin!", Rin menahan air matanya, dan ia baru ingin mengatakan terima kasih kepada Len atas semua kebaikannya tapi... "Terima.. *ZRAATS!!* Ka.. Sih.. hiks hiks.. Len.. hiks, hiks.. aku sendirian sekarang hiks.. hiks.." Darah dari leher Len terciprat ke wajah Rin.. betapa sedihnya Rin, kini, sudah tak ada lagi yang peduli atau mengenalnya. Rin menjalani hidupnya sendiri, satu - satunya kenangan dari Len adalah baju seragam pelayan ketika ditukarkan saat hari pemenggalan. 








~TAMAT~



Maaf jika tokoh - tokoh di cerita ini tidak sesuai sikap aslinya, karena ini hanya fanfic dari video clip Vocaloid sendiri yang kutambahkan ceritanya. Terimakasih sudah membaca ya.
kalau mau request juga boleh^^

2 komentar:

Unknown mengatakan...

ini jahat amat, yang punya blog nggak bilang-bilang kalo bikin blog.. kereen ceritanya. bahasanya jauh lebih pro dari yang di vocaloidds.blogspot.com. terus berkarya ya :-)

Unknown mengatakan...

makasih ya.. hehe kamu juga sukses ya blognya